Hasil Tes HBsAg Positif: Apa Maknanya?

Cecep Suryani SoburHepatologi, Kedokteran Leave a Comment

Sebelum ini saya menulis mengenai hepatitis B kronik yang salah satu diagnosisnya adalah tes HBsAg. Kemudian setelah itu ada diskusi yang cukup panjang mengenai hasil HBsAg yang positif. Selain itu dalam praktek juga sering kali mendapat konsultasi mengenai hasil HBsAg yang positif. Kebanyakan dari hasil pemeriksaan tersebut berasal general check up rutin atau ketika sedang akan melamar suatu pekerjaan. Jadi, perlu penjelasan lebih khusus mengenai masalah tersebut. Bagaimana penanganan selanjutnya?

Apakah Hasil Tes HBsAg Positif Berarti Hepatitis B Kronik?

Hal awal yang dilakukan adalah memastikan kepastian diagnosis. Apakah ada kemungkinan hasil HBsAg positif tersebut hasil positif palsu atau negatif palsu, apakah hasil pemeriksaan bisa dipertanggungjawabkan. Tentu saja harus juga kita masukan bahwa ada kemungkinan kecil hasil tidak akurat. Secara umum dengan teknik yang digunakan di laboratorium saat ini, kemungkinan tersebut kecil. Jadi biasanya kita mengasumsikan di awal bahwa hasil tersebut sahih.

Dengan adanya tes HBsAg positif, selanjutnya adalah melakukan evaluasi awal lengkap status hepatitis B kronis. Evaluasi ini meliputi evaluasi kesehatan hati dan evaluasi virus hepatitis B.

Untuk pemeriksaan kondisi hati, biasanya kita meminta pemeriksaan USG hati dan pemeriksaan fungsi hati. Pemeriksaan fungsi hati biasanya meliputi AST/ALT, albumin/globulin, dan bilirubin. Tujuan pemeriksaan ini adalah melihat adakah kemungkian sudah mengalami sirosis atau penyakit hati kronis lanjut serta menentukan fase infeksi hepatitis B kronis. Fase hepatitis kronis tersebut dapat dilihat di bagan di bawah ini:

Evaluasi awal pasien dengan HBsAg positif
Evaluasi awal pasien dengan HBsAg positif dan interpretasi pemeriksaannya

Selain menilai kondisi hati, kita juga akan menilai status infeksi hepatitis B. Biasanya yang kita tes adalah HBeAg, anti HBeAg, dan HBV-DNA. Sayangnya tidak semua pemeriksaan tadi dapat tersedia di semua laborarium terutama HBV-DNA. Dari data-data ini, kita bisa memasukan ke dalam algoritme di bawah ini:

Algoritme tatalaksana pasien dengan HBsAg positif

Tahap Lanjutan Pengobatan untuk Tes HBsAg Positif

Dari data di atas, pada pasien dengan HBsAg positif atau hepatitis B kronik maka kita bisa melihat bahwa ada dua kemungkinan:

  1. Mendapat terapi. Seperti pada kotak warna ungu. Memang batasan kita melakukan terapi tergantung dari status HBeAg. Pada HBeAg pemberian terapi biasanya dilakukan dengan nilai cut off yang lebih rendah.
  2. Hanya diobservasi. Jadi belum dimulai terapi, namun menunggu sampai nilai atau kondisi penyakit memenuhi kriteria untuk bisa dilakukan terapi.

Terapi hepatitis B pada dasarnya ada dua yaitu menggunakan nucleosida analog atau menggunakan interferon. Untuk lebih lanjut mengenai pengobatan hepatitis B dapat dilihat pada artikel: Perjalanan Penyakit dan Pengobatan Infeksi Hepatitis B.

HBsAg Kualitatif vs HBsAg Kuantitatif

Seringkali pasien mengartikan pemeriksaan HBsAg secara salah. Memang ada dua jenis pemeriksaan HBsAg yaitu jenis kualitatif dan kuantitaif. Bedanya adalah sebagai berikut:

PembedaHBsAg kualitatifHBsAg Kuantitatif
Hal yang diukurAda atau tidaknya HBsAgKadar HBsAg
Bentuk pelaporanPositif/negatid atau reaktif/nonreaktifAngka beserta satuan
KegunaanDiagnosisDiagnosis dan penilaian hasil pengoabtan
Alternatif HBV-DNATidakYa, bisa sebagai alternatif

Hal yang sering membingungkan apabila hasil tes HBsAg kualitatif dilaporkan dari laboratorium beserta angka. Namun kita bisa membedakan pemeriksaannya seperti contoh berikut:

Contoh perbandingan hasil pemeriksaan HBsAg kualitatif dengan HBsAg kuantitatif
Contoh perbandingan hasil pemeriksaan HBsAg kualitatif dengan HBsAg kuantitatif

Pada gambar di atas, tampak bahwa laporan hasil pemeriksaan HBsAg pada gambar juga menampilkan angka. Namun, coba lihat poin (1), tampak hasil rujukan berupa reaktif , boarderline, atau nonreaktif. Hal ini menunjukan bahwa pemeriksaan tersebut adalah pemeriksaan HBsAg kualitatif. Pada pemeriksaan HBsAg kuantitatif, pada nilai rujukan tidak dicantumkan “reaktif/nonreaktif” atau “positif/negatif”.

Kemudian lihat poin (2). Ciri khas pemeriksaan HBsAg kuantitatif adalah menyertakan satuan yaitu IU/mL atau U/mL. Hal ini tidak dijumpai pada pemeriksaan HBsAg kualitatif. Mari kita lihat contoh lain di bawah, dimana dilakukan pemeriksaan HBsAg kualitatif dan kuantitati sekaligus:

Contoh pemeriksaan HBsAg kualitatif dan kuantitatif yang diperiksa secara bersamaan
Contoh pemeriksaan HBsAg kualitatif dan kuantitatif yang diperiksa secara bersamaan

Membedakan kedua jenis pemeriksaan HBsAg ini penting agar tidak terjadi kesalahan interpretasi. Sering pasien terpaku pada angka pemeriksaan HBsAg kualitatif dengan memeriksa berkali-kali dan membandingkan angka tersebut. Padahal hal tersebut salah dan tidak bermanfaat. Beda halnya dengan pemeriksaan HBsAg kuantitatif dimana memang dipakai oleh dokter untuk memonitor hasil pengobatan sebagai alternatif pemeriksaan HBV-DNA.

Nah, penjelasan mengenai perbedaan tes HBsAg kualitatif vs HBsAg kuantitatif juga dapat disimak di video di bawah ini:

Hasil Tes HBsAg Reaktif Kemudian Diulang Menjadi Negatif: Apa Maknanya?

Terkadang pula didapat dimana seseorang pertama kali dicek tes HBsAg reaktif atau positif kemudian dites ulang hasilnya negatif. Kira-kira apa maknanya? Nah, untuk memastikan, dicek lebih lanjut dengan pemeriksaan anti-HBc, anti-HBs, dan HBV-DNA. Beberapa skenario kemungkinanya adalah sebagai berikut:

HBsAg IHBsAg IIAnti-HBsAnti-HBcHBV-DNAKesimpulan
ReaktifNon-reaktifNon-reaktifNon-raktifTidak terdeteksiPositif palsu (lab error)
Reaktif Non-reaktif ReaktifReaktifTidak terdeteksiPernah terkena dan sembuh
Reaktif Non-reaktif Non-reaktifReaktifTerdeteksi, sedikit sekaliInfeksi hepatitis B, namun tidak aktif
Reaktif Non-reaktif Non-reaktifReaktifTidak terdeteksiInfeksi hepatitis B, namun tidak aktif

Kesimpulan

Infeksi hepatitis B kronik sering kali tidak bergejala. Banyak penderita diketahui hepatitis B karena tidak sengaja (pemeriksaan general check up) mendapatkan HBsAg positif. Diperlukan pengertian bahwa hepatitis B ada terapinya namun tidak semua penderita hepatitis B bisa langsung dapat diterapi. Memerlukan kondisi yang tepat untuk memulai terapi dan kemudian dilakukan survailans rutin untuk memantau adanya progresivitas penyakit atau komplikasi seperti sirosis atau kanker hati.

Sumber

European Association for the Study of the Liver (EASL). EASL 2017 Clinical Practice Guidelines on the management of hepatitis B virus infection. J Hepatol. 2017;67(2):370–98.

Tinggalkan Balasan