Benarkah Puasa dapat Menurunkan Berat Badan? Ini Penelitiannya!

Cecep Suryani SoburKedokteran, Metabolik Endokrin & Diabetes Leave a Comment

Benarkah Puasa dapat Menurunkan Berat Badan? Jawabannya singkatnya adalah “ya”. Namun, tentu kita tidak bisa puas dengan jawaban tersebut. Masih ada beberapa pertanyaan lanjutnya seperti apakah penurunannya cukup banyak? Apakah penurunannya bertahan lama? Apakah penurunan berat badan tersebut baik efeknya pada kesehatan? Berikut ini adalah hasil penelitian yang dilakukan melihat efek puasa Ramadhan terhadap perubahan berat badan pada orang dewasa biasa serta efek terkait kesehatan lainnya.

PenelitianMetodePerubahanKemaknaan
Syam AF, dkkObservasi hari pertama dengan hari ke 28
Berat badan-0.874 SB 0.859 kgP < 0.001
Indeks massa tubuh-0.36 SB 0.371 kg/m2P < 0.001
Lemak tubuh-0.484 SB 0.597 kgP < 0.001
Protein -0.049 SB 0.170 kgP = 0.561

Dari hasil di atas, dapat dilihat bahwa dengan puasa dapat menurunkan berat badan sampai 0,87 kg dalam 28 hari. Kabar baiknya adalah penurunan berat badan tersebut disumbangkan karena penurunan massa lemak. Adapun protein, tidak berkurang. Hal ini tentu bersifat baik karena justru kita takutnya terjadi pengurangan dari jumlah massa protein selama puasa. Namun, ternyata pengurangan ini tidak berlangsung lama, berat badan orang yang puasa akan kembali ke seperti sebelum puasa satu bulan setelah selesai puasa Ramadhan.

Grafik bukti bahwa puasa dapat menurunkan berat badan

Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa penelitian ini dilakukan pada populasi subjek dewasa biasa. Kebiasaan gaya hidup seperti aktivitas fisik tidak dilakukan intervensi atau perhatian khusus. Artinya, dapat jadi hasil yang baik dapat diperloleh biasa puasa Ramadhan dikombinasikan dengan pengaturan diet saat waktu beruka serta olahraga yang teratur. Selain itu, efek puasa ini berpotensi dapat dipertahankan bila setelah Ramadhan diteruskan dengan puasa sunnah secara rutin. Barangkali ada dari pembaca yang berniat meneliti efek puasa lebih lanjut?

Berikut ini adalah beberapa efek lain puasa Ramadhan terhadap kesehatan yang telah diteliti.

Efek Puasa terhadap Gejala GERD

GERD atau gastroesophageal reflux disease adalah penyakit dimana asam lambung “tumpah” kembali dari lambung ke kerongkongan atau esofagus. Esofagus tidak dirancang seperti lambung sehingga tidak tahan terhadap kondisi asam. Makanan yang kembali ke esofagus dari lambung bersifat asam sehingga akan melukai esofagus.

Pada penelitian observasi pada orang puasa, ternyata gejala GERD berkurang saat menjalani puasa. Perubahan ini terlihat dari penurunan median skor GERD-Q antara subjek yang menjalani puasa dengan yang tidak menjalani pausa.

Efek Puasa Ramadhan pada Berat Badan Lahir Bayi

Banyak wanita yang sedang hamil juga menjalani puasa. Tentu ada kekhawatiran apakah puasa dapat mempengaruhi pertumbuhan janin. Pada penelitian yang dilakukan di Belanda, dilakukan penelitian dengan melihat berat badan bayi lahir yang lahir dari ibu yang puasa. Puasa yang dimaksud adalah puasa Ramadhan saat usia janin mendekati akhir trimester ketiga. Ternyata, berat badan lahir bayi yang lahir dari ibu yang puasa tidak berbeda bermakna dengan bayi yang lahir dari ibu yang tidak puasa. Jadi, sebetulnya tidak terlalu berpengaruh jika ibu hamil berpuasa Ramadhan walaupun ternyata memang berat bayi lahir walaupun tidak bermakna secara statistik. Hal ini menjadi pengingat bahwa ibu hamil yang berpuasa harus memperhatikan kecukupan asupan makanan serta tidak memaksakan diri jika tidak kuat berpuasa.

Pengaruh Puasa pada Metabolisme Tubuh

Pada penelitian lain, ternyata puasa dapat menurunkan kadar stress oksidatif di pembuluh darah pada wanita yang memiliki kondisi PCOS (polycystic ovary syndrome).  Puasa juga dapat memperbaiki fungsi endotel yang mempengaruhi risiko kejadian penyakit kardiovaskuler. Hal ini terlihat dari adanya penurunan radikal bebas yang diukur dari kada ADMA serta peningkatan signifikan kadar NO yang menggambarkan fungsi endotel yang baik.

Kesimpulan

Dari beberapa hasil penelitian di atas, memang puasa dapat menurunkan berat badan serta memperbaiki banyak parameter tubuh kita. Akan tetapi, belum ada penelitian yang melihat perbaikan tersebut mengakibatkan peningkatan kesehatan secara nyata (kematian, angka harapan hidup, atau penurunan kejadian penyakit). Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi hal tersebut. Adapun selain berat badan, dalam artikel lain juga dibahas mengenai pengaruh puasa pada penderita diabetes. Selain artikel ini, penelitian mengenai puasa ini dapat pula disimak di video berikut ini:

Sumber:

  1. Fahrial Syam A, Suryani Sobur C, Abdullah M, Makmun D. Ramadan Fasting Decreases Body Fat but Not Protein Mass. Int J Endocrinol Metab. 2016 Jan 2;14(1):e29687.
  2. Mardhiyah R, Makmun D, Syam AF, Setiati S. The Effects of Ramadhan Fasting on Clinical Symptoms in Patients with Gastroesophageal Reflux Disease. Acta Med Indones. 2016;48(3):169–74.
  3. Savitri AI, Yadegari N, Bakker J, Van Ewijk RJG, Grobbee DE, Painter RC, et al. Ramadan fasting and newborn’s birth weight in pregnant Muslim women in the Netherlands. Br J Nutr. 2014;112(9):1503–9.
  4. Yousefi B, Faghfoori Z, Samadi N, Karami H, Ahmadi Y, Badalzadeh R, et al. The effects of Ramadan fasting on endothelial function in patients with cardiovascular diseases. Eur J Clin Nutr. 2014;68(7):835–9.

Tinggalkan Balasan