Kita ketahui dari pembahasan sebelumnya bahwa arah replikasi DNA dimulai dari ujung 5′ ke arah 3′. Semua DNA polimerase yang diketahui di alam bekerja dari 5′ ke 3′. Kenapa hal ini terjadi? Mengapa tidak ada DNA polimerase yang bekerja dari 3′ ke 5′?
Daftar Isi
Hipotesis: DNA Polimerase dengan Arah Replikasi DNA dari 3′ ke 5′
Kita ketahui dari penjelasan tentang repliksi DNA bahwa arah replikasi polimerase DNA dari 5′-ke-3 ‘. DNA polimerase memperpanjang ekor 3′ molekul DNA yang baru dengan membuah ikatan fosfodiester dari gugus -OH pada ujung 3’ dengan fosfat pada dNTP (lihat gambar di bawah).
Arah kerja dari DNA polimerase ini hanya dari 5′ ke 3′ dan tidak ada DNA polimerase yang bekerja dari arah sebaliknya. Akibat atau konsekuensi dari hal tersebut adalah kompleksitas replikasi DNA di lagging strand dari DNA seperti tampak pada gambar.
Dari sudut pandang efisiensi tampaknya tidak terlalu baik. Seandainya ada DNA polimerase yang bisa menjalankan replikasi dari arah 3′ ke 5′ mungkin proses replikasi di lagging strand menjadi lebih sederhana. Perhatikan gambar di bawah ini:
Gambar di atas adalah situasi hipotesis dimana seandainya terdapat DNA polimerase dengan arah replikasi dari 3′ ke 5′. Dari gambar kita bisa melihat bahwa proses replikasi menjadi lebih sederhana. Pertanyaannya, apabila alam selalu memilih efisiensi, kenapa hanya ada DNA polimerase dengan arah 5′ ke 3′ saja?
Reaksi Replikasi DNA Membutuhkan Energi dari Gugus Molekul Firofosfat
Penjelasan pertanyaan di atas dimulai dengan kebutuhan energi saat proses replikasi DNA. Biarkan saya jelaskan. Dalam polimerase 5 ‘sampai 3′, gugus OH di ujung 3’ dari DNA yang telah disintesis dapat melakukan serangan nukleofilik SN2 pada nukleotida yang masuk karena posisi beta dan gamma fosfat dari nukleotida yang masuk memiliki ikatan kimia dengan energi besar.
Kita mungkin berpikir sulit untuk memutuskan ikatan oksigen-fosfor dalam nukleotida masuk. Tetapi, gugus fosfat yang merupakan kation divalen membantu mengubah distribusi muatan ikatan.
Hal tersebut akan memudahkan reaksi antara gugus -OH di ujung 3′ dengan gugus fosfat pada nukleotida yang baru (deoxyribonucleotide triphosphate = dNTP). Untuk lebih memperjelas, perhatikan bagan di bawah ini:
Apabila tidak ada gugus trifosfat ini, maka reaksi pembentukan gugus fosfodiester tidak dapat dilakukan.
Sistem Proofreading pada Proses Replikasi dan Arah Replikasi
Hubungan antara arah replikasi DNA dengan gugus fosfat ini akan menjadi lebih terlihat pada proses perbaikan atau proofreading dari DNA. Proses ini dilakukan langsung oleh DNA polimerase.
Proses replikasi bukanlah proses yang sempurna. Kesalahan proses penyalinan bisa terjadi dan sebab itu memerlukan proofreading atau perbaikan salinan DNA.
Dari gambar tampak bahwa pada saat terjadi masuknya nukleotida baru yang salah, maka nukleotida tersebut akan dibuang. Selanjutnya setelah dibuang maka akan masuk nukleotida perbaikannya.
Pada kondisi pertumbuhan atau elongasi DNA dari arah 5′ ke 3′, pada saat nukleotida yang salah dibuang, maka ujung 3′ akan tetap tersisa gugus -OH. Hal ini masih memungkinkan dNTP yang memiliki gugus trifosfat untuk masuk dan beraksi membentuk ikatan fosfodiester.
Sekarang coba kita bayangkan proses replikasi dengan arah sebaliknya yaitu dari 3′ ke 5′. Saat pemanjangan atau elongasi DNA, maka ujung dari 5′ berupa gugus firofosfat. Pada saat terjadi kesalahan, maka nukleotida yang salah akan dibuang dan ujungnya adalah berupa gugus monofosfat.
Gugus monofosfat ini harus disambung dengan ujung -OH pada dNTP. Namun, gugus monofosfat ini tidak memiliki cukup energi untuk membentuk ikatan fosfodiester. Akibatnya, setelah proses pembuangan nukleotida oleh eksonuklease dari DNA polimerase, maka proses elongasi akan seketika berhenti.
Sistem Proofreading Hanya Mungkin dengan Arah Replikasi DNA dari 5′ ke-3′
Dengan demikian, jelas bahwa DNA polimerase tidak bisa memproses replikasi dengan arah replikasi DNA dari 3′ ke 5′. Hal ini akan menyebabkan tidak berjalannya proses proofreading atau apabila ada perbaikan DNA maka replikasi akan terhenti.
Hal tersebut tentu bukan menjadi jalan yang baik dan efisien sehingga di alam tidak pernah ditemukan terdapat DNA polimerase yang memiliki aktivitas replikasi dari 3′ ke 5′. Untuk lebih jelas mengenai hal ini, perhatikan gambar di bawah ini:
Kesimpulan
Bukanlah tanpa alasan apabila kita hanya menemukan DNA polimerase di alam yang hanya mampu melakukan reaksi polimerisasi DNA dari 5′ ke 3′. Alasan utama adalah bahwa proofreading atau perbaikan DNA hanya akan bekerja dengan baik apabila DNA polimerase bekerja dengan arah 5′ ke 3′ dan tidak sebaliknya.
Referensi
- Alberts B. DNA replication and recombination. Nature. 2003 Jan;421(6921):431–5.
- Alberts B, Johnson A, Lewis J, Raff M, Roberts K, Walter P. Molecular biology of the cell. 5th ed. New York: Garland Science; 2008. 263–328 p.
- Dewar JM, Walter JC. Mechanisms of DNA replication termination. Nat Rev Mol Cell Biol. 2017;18(8):507–16.
- Patel DR, Weiss RS. A tough row to hoe: when replication forks encounter DNA damage. Biochem Soc Trans. 2018;46(6):1643–51.
- Prioleau MN, MacAlpine DM. DNA replication origins—Where do we begin? Genes Dev. 2016;30(15):1683–97.
Seorang dokter, saat ini sedang menjalani pendidikan dokter spesialis penyakit dalam FKUI. Peminat berbagai topik sejarah dan astronomi.
Comments 4
Assalamu’alaikum…salam kenal dok,perkenalkan sy Iis dari bogor.sy baru memulai belajar biomolekuler..biar sy faham..tentang DNA,RNA ini gmn cara ny y dok ?terima kasih
Author
Wlkslm. Mulai dari dasarnya yaitu kimia dan kimia organik. Selain itu biologi sel dasar juga harus paham. Organel, fungsi organel, mekanisme kerja sel juga minimal yang dasarnya tahu.
adakah ulasan tentang replikasi RNA dok? terimakasih
Author
Sayangnya belum ada. Rencananya digabung sepaket dengan sintesis protein. Tapi masih proses.